Langsung ke konten utama

PRINSIP PEMBELAJARAN MENYENANGKAN

Prinsip Pembelajaran Menyenangkan

            Pembelajaran adalah suatu usaha sadar dari pendidik untuk membuat peserta didik belajar, untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan serta tingkah laku yang lebih baik. Proses pembelajaran yang menyenangkan akan sangat membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan, diantaranya :

1.     Prinsip 1 - Respon akan diulang bila akibat yang ditimbulkan menyenangkan. Implikasinya :
·        Pembelajaaran harus menyenangkan
Pembelajaran yang membosankan akan membuat peserta didik jenuh dan malas. Hal ini akan membuat tujuan proses pembelajaran tidak tercapai.
Sebaliknya, pembelajaran yang menyenangkan akan membuat peserta didik tertarik sehingga terjadilah proses belajar dalam dirinya. Dengan demikian tujuan proses pembelajaran akan tercapai.
·        Pemberian umpan balik harus positif
Pemberian umpan balik yang positif akan membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan bagi siswa.
Contohnya ialah pemberian nilai dalam ulangan harian. Pengajar bisa menyelipkan kata-kata yang memotivasi peserta didik untuk terus memperbaiki nilainya, hal ini akan membuat peserta didik tidak bosan dan timbul rasa ingin menambah pengetahuannya. Realitanya sekarang adalah, kebanyakan guru hanya member nilai tanpa ada kata motivasi apapun. Ini tentu membuat siswa bosan walaupun dia mendapat nilai sempurna.

2.  Prinsip 2 - Perilaku belajar tidak hanya akibat dari respon, tetapi juga pengaruh kondisi lingkungan      siswa. Implikasinya :
·        Lingkungan belajar harus kondusif
Lingkungan yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran sangat penting. Peserta didik punya peluang yang lebih besar untuk mencapai tujuan pembelajaran jika berada di lingkungan yang tepat.
Contohnya ialah peserta didik akan lebih memahami jenis-jenis dan nama-nama buah jika terdapat contoh nyata di sekitar mereka.
·        Penggunaan metode dan media yang bervariasi
Penggunaan metode dan media yang bervariasi akan menghindarkan siswa dari rasa bosan dan terus bersemangat dalam proses pembelajaran.
Contohnya apabila semua materi diterangkan dengan cara verbal tentu akan membuat peserta didik merasa jenuh. Untuk menghindari hal itu, diperlukan penggunaan metode dan media yang lebih bervariasi. Diantara variasi metode yang dapat digunakan adalah metode pembelajaran berbasis proyek. Metode ini dapat membuat siswa lebih aktif sehingga meningkatkan minat belajar siswa.

3.   Prinsip 3 - Prilaku yang dihasilkan akan berkurang bila tidak diperkuat dengan akibat yang menyenangkan. Implikasinya :
·  Pemberian isi pelajaran harus bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari peserta didik (Berbasis kompetensi)
Hal ini akan membuat peserta didik semakin tertarik untuk belajar dan memacu peserta didik untuk belajar lebih serius.
Contohnya peserta didik akan lebih mengingat dan menguasai operasi matematika penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian daripada integral dan akar. Hal ini karena penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian sangat sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari.

4.     Prinsip 4 - Belajar yang terbatas akan ditransfer ke situasi yang terbatas pula. Implikasinya :
·     Kegiatan belajar harus dikaitkan dengan kondisi yang nyata, terdapat di lingkungan, dekat dengan kehidupan sehari-hari
Kegiatan belajar yang dikaitkan dengan hal yang tidak familiar bagi peserta didik akan membuat terciptanya banyak persepsi. Hal ini akan mengganggu penyampaian materi dalam proses pembelajaran. Peserta didik akan lebih cepat memahami materi ketika pengajar menggunakan contoh yang familiar bagi mereka.

5.  Prinsip 5 - Belajar menggeneralisasi dan membedakan adalah dasar untuk belajar yang  kompleks.   Implikasinya :
·        Penyajian materi harus sistematis dan menggunakan contoh maupun non-contoh
Materi yang memiliki keterkaitan harus disampaikan secara berurutan dari yang sederhana ke yang lebih rumit. Selain itu tidak semua permasalah yang terkaitan dengan materi bisa disebut contoh. Hal ini karena, hanya hal baik yang bisa disebut contoh (tidak ada contoh buruk).
Contohnya ialah materi perkalian harus disampaikan terlebih dahulu sebelum menyampaikan materi perpangkatan.

6.   Prinsip 6 - Kesiapan mental mempengaruhi perhatian dan ketekunan selama proses belajar  berlangsung. Implikasinya :
·    Perlu menarik perhatian peserta selama pembelajaran berlangsung melalui penggunaan media dan metode
Pembuatan media dan metode bukan hanya harus memperhatikan materi, tapi juga harus memperhatikan kemenarikannya. Hal ini menjadi penting karena dengan penyampaian dan media yang menarik, akan menghasilkan proses pembelajaran yang menyenangkan.

7.  Prinsip 7 - Kegiatan belajar yang dibagi kecil-kecil disertai cara penyelesaian untuk setiap langkah akan mempercepat pencapaian tujuan belajar. Implikasinya :
·        Penggunaan buku teks terprogram, modul dan paket belajar lainnya
Hal ini berkaitan dengan psikologis peserta didik yang cenderung akan merasa kesulitan dan malas ketika menghadapi sesuatu yang banyak dan sulit. Sebaliknya peserta didik akan bersemangat ketika menghadapi suatu permasalahan yang sedikit dan terlihat mudah.
Contohnya ialah membagi materi 1 semester dalam banyak modul. Ini akan membuat peserta didik merasa apa yang akan mereka hadapi bukanlah permasalahan besar dan mudah dihadapi. Akibatnya mereka akan lebih mudah menjalani proses pembelajaran.

8.  Prinsip 8 - Kebutuhan menyederhanakan materi yang kompleks dapat dilakukan dengan menggunakan suatu model. Implikasinya :
·        Penggunaan media dan metode pembelajaran secara tepat
Yang dimaksud tepat  adalah sesuai dengan materi yang diajarkan dan siapa peserta didik. Pemilihan media dan metode yang baik adalah media dan metode tersebut dapat menyampaikan materi dan dapat dengan cepat dipahami peserta didik.
Contohnya ialah audio mp3 cocok untuk melatih kemampuan listening siswa namun tidak cocok untuk mengajarkan cara berenang pada peserta didik. Untuk mengajarkan berenang cara yang paling tepat adalah dengan praktek.
·        Pembangunan model-model pembelajaran
Dengan adanya model pembelajaran dalam penyampaian materi, maka materi akan lebih cepat dipahami. Model pembelajaran yang baik adalah metode yang fokus membahas satu materi.
Contohnya ialah replika bagian dalam mulut manusia.

9.  Prinsip 9 - Keterampilan tingkat tinggi pada dasarnya terbentuk dari keterampilan yang sederhana.  Implikasinya :
·        Tujuan belajar harus dianalisis agar belajar menjadi sistematis
Tujuan belajarlah yang membangun kerangka belajar, hal ini tidak boleh terbalik. Penyusunan kerangka belajar yang baik selain memperhatikan tujuan, juga harus sistematis. Pembelajaran yang tidak sistematis akan mengakibatkan kesulitan bagi peserta didik yang akhirnya membuat tujuan belajar tidak tercapai.

10. Prinsip 10 - Belajar akan lebih cepat bila peserta didik memperoleh umpan balik dan cara      meningkatkannya. Implikasinya :
·        Kemajuan siswa harus diinformasikan secara teratur
Dengan mengetahui kesalahan dan kekurangannya, peserta didik akan memiliki kesempetan lebih untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri. Hal ini sejalan dengan tujuan belajar.
Salah satu cara pengaplikasiannya adalah dengan menandai dan memperlihatkan cara yang benar di jawaban yang salah dalam lembar ulangan siswa.

11.  Prinsip 11 - Perkembangan dan kecepatan siswa dalam belajar sangat bervariasi. Implikasinya :
·        Perlu adanya strategi pembelajaran yang tepat
Diperlukan strategi yang tepat untuk mengatasi perbedaan kemampuan siswa. Di sini lah seorang pendidik harus mengetahui kemampuan tiap siswanya. Penyampaian materi tidak boleh membosankan bagi siswa yang cepat dalam belajar namun tidak boleh terlalu cepat bagi mereka yang lamban belajar.
·        Perlu adanya pelayanan individu
Dengan kemampuan yang berbeda, akan terjadi masalah dalam pembelajaran di kelas. Karena itulah diperlukan pelayanan individu. Dalam pelayanan individu, pengajar dapat lebih fokus pada strategi yang tepat sesuai kemampuan siswa.

12. Prinsip 12 - Dengan persiapan yang baik siswa dapat mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri.  Implikasinya :
·        Memberi kesempatan bagi siswa memilih cara, waktu dan sumber belajar yang akan digunakan
Pengajar harus melatih kemampuan mengorganisasi kegiatan siswanya. Hal ini penting agar siswa memiliki kemampuan mengorganisasi yang baik kelak ketika dewasa. Namun hal ini juga harus dilakukan bertahap dan dengan arahan dan pengawasan dari pengajar.


Kesimpulan


Kedua belas prinsip diatas sangat penting untuk diterapkan dalam pembelajaran. Dengan menerapkan kedua belas prinsip diatas, maka akan terjadi pembelajaran yang menarik dan juga efektif. Peserta didik akan lebih mudah dan cepat memahami materi yang disampaikan pengajar. Dengan pembelajaran yang menyenangkan peserta didik akan lebih bersemangat dan sungguh-sungguh dalam belajar sehingga akan tercapai tujuan belajar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Model Pembelajaran: Model Banathy

Pada postingan kali ini saya akan membahas tentang model pembelajaran Banathy. Model pembelajaran ini dinamai sesuai pengembangnya, Bela H. Banathy. Postingan ini ditulis berdasarkan diskusi kelompok kami, maka dari itu apabila ada kesalahan ataupun kekeliruan saya mohon maaf. MODEL BANATHY Model Banathy dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banahty. Model yang dikembangkannya ini berorientasi pada hasil atau tujuan pembelajaran, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem. Menurut Banathy (1972), pengembangan instruksional meliputi enam tahap, yaitu: T ahap  I: Merumuskan Tujuan Pembelajaran ( Formulate objectives) Guru merumuskan kemampuan (kompetensi) yang harus dikuasai siswa atau yang diharapkan guru kepada siswa untuk dikerjakan, diketahui, dan dirasakan dari hasil pengalaman belajar. Tahap  II: Mengembangakan Tes (Develop test) Guru mengembangkan tes yang didasarkan pada tujuan yang akan dicapai untuk mengetahui kemampuan yang telah dicapai oleh siswa. T a

Domain Pembelajaran : Ranah Kognitif pada Taksonomi Bloom & Kata Kerja

on DECE Dalam merancang suatu sistem pembelajaran, tujuan di dalam sistem tersebut tentu wajib menjadi perhatian. Hal ini dilakukan agar sistem pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien, serta sistematis dalam pergerakannya. Menurut pendapat Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan  pada tahun 1956. Menurut Bloom, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain dan setiap ranah atau domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Tujuan pendidikan dikelompokkan dengan mengacu pada tiga jenis domain (ranah) yang melekat di dalam diri peserta didik, diantaranya yaitu : 1. Domain Kognitif / Proses Berpikir (cognitive domain) Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. 2. Domain Afektif / Sikap/Perasaan (affective domain) Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesu