Langsung ke konten utama

PERAN MAHASISWA UNTUK MEMAJUKAN PENDIDIKAN INDONESIA

Peran Mahasiswa Untuk Memajukan Pendidikan Indonesia

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa. Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Pengertian mahasiswa tidak bisa diartikan kata per kata, Mahasiswa adalah Seorang agen pembawa perubahan. Menjadi seorang yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat bangsa di berbagai belahan dunia.

Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insan intelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan.

Mahasiswa tidak boleh hanya memikirkan dirinya sendiri. Mahasiswa tidak boleh hanya terpaku pada IPK, tugas akhir dan skripsi. Mahasiswa juga harus memikirkan peran mereka dalam memajukan pendidikan Indonesia, Mahasiswa juga harus memikirkan apa dampak penelitian yang mereka lakukan terhadap kemajuan pendidikan Indonesia.
Mahasiswa harus bisa menerapkan apa yang telah mereka terima di universitas, institusi ataupun akademi untuk memajukan pendidikan Indonesia. Mahasiswa tidak boleh hanya terpaku dengan cara-cara lama yang telah ada, Mahasiswa juga harus bisa mengembangkan cara-cara baru demi hasil yang lebih maksimal.

Memajukan pendidikan tidak berarti harus menjadi guru. Walaupun guru adalah komponen pendidik utama, tapi ada cara yang bisa dilakukan oleh Mahasiswa untuk meningkatkan pendidikan Indonesia.

Diantara cara yang bisa dilakukan, adalah dengan mengembangkan modul E-Learning. Di zaman yang semakin maju dan semakin besarnya ketergantungan masyarakat dengan teknologi, E-Learning menjadi cara belajar yang menyenangkan dan efektif. Efektif karena tidak menghabiskan banyak biaya jika dibandingkan dengan cara belajar non formal lain. E-Learning bisa menjadi sarana belajar yang menyenangkan bila disusun dengan menarik namun tetap efektif. E-Learning juga bisa disebarkan dengan mudah dengan berkembangnya jaringan internet hingga ke daerah-daerah terpencil.

Cara lain yang bisa dilakukan oleh Mahasiswa untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah dengan mengembangkan pendidikan luar ruangan. Sering kali siswa merasa bosan karena harus duduk di dalam ruangan selama berjam-jam. Hal ini bisa menjadi masalah karena akan membuat proses belajar mengajar menjadi tidak efektif. Dengan pendidikan yang dilakukan di alam terbuka, akan menghindarkan siswa dari rasa bosan hingga timbul suasana belajar yang ideal.

Dalam konsep belajar di luar ruangan, juga bisa disisipkan permainan-permainan yang memiliki nilai pendidikan. Selain tercapainya tujuan pendidikan, permainan juga membuat siswa lebih semangat dan mengajarkan mereka untuk bersosialisasi karena permainan dilakukan bersama-sama.

Cara lainnya yang bisa dilakukan Mahasiswa adalah dengan memberikan les. Sering kali siswa masih belum paham tentang suatu materi pelajaran di sekolah. Jika tidak diatasi, Tentu ini akan menjadi masalah karena biasanya materi berikutnya punya keterkaitan dengan materi selanjutnya. Cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah les tambahan. Les tidak harus dilakukan oleh pengajar yang memiliki banyak gelar dan lulus dengan predikat cumlaude, Mahasiswa juga bisa menjadi pengajar. Karena pada kenyataannya, setiap siswa memiliki karakter tersendiri dalam menyerap pelajaran. Hal ini yang menjadi tugas dari pengajar untuk mengajarkan sesuai dengan karakter dan kemampuan siswa.

Tiga cara di atas tentu sangat bisa dilakukan oleh mahasiswa. Yang diperlukan adalah pengetahuan, niat dan usaha.

Nama : Ahmad Rizaldy
NIM : 1101617035
PRODI : Teknologi Pendidikan
Prinsip saya adalah ‘belajar di mana saja dan kapan saja’. Bagi saya, belajar itu tidak terbatas MAPEL dan Jam Pelajaran. Karena kita juga harus sadar, untuk bisa sukses dalam hidup ini yang dibutuhkan bukan hanya materi semasa sekolah dan kuliah. Tapi dibutuhkan juga ilmu yang kita dapatkan di setiap kegiatan kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Model Pembelajaran: Model Banathy

Pada postingan kali ini saya akan membahas tentang model pembelajaran Banathy. Model pembelajaran ini dinamai sesuai pengembangnya, Bela H. Banathy. Postingan ini ditulis berdasarkan diskusi kelompok kami, maka dari itu apabila ada kesalahan ataupun kekeliruan saya mohon maaf. MODEL BANATHY Model Banathy dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banahty. Model yang dikembangkannya ini berorientasi pada hasil atau tujuan pembelajaran, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem. Menurut Banathy (1972), pengembangan instruksional meliputi enam tahap, yaitu: T ahap  I: Merumuskan Tujuan Pembelajaran ( Formulate objectives) Guru merumuskan kemampuan (kompetensi) yang harus dikuasai siswa atau yang diharapkan guru kepada siswa untuk dikerjakan, diketahui, dan dirasakan dari hasil pengalaman belajar. Tahap  II: Mengembangakan Tes (Develop test) Guru mengembangkan tes yang didasarkan pada tujuan yang akan dicapai untuk mengetahui kemampuan yang telah dicapai oleh siswa. T a

PRINSIP PEMBELAJARAN MENYENANGKAN

Prinsip Pembelajaran Menyenangkan             Pembelajaran adalah suatu usaha sadar dari pendidik untuk membuat peserta didik belajar, untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan serta tingkah laku yang lebih baik. Proses pembelajaran yang menyenangkan akan sangat membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan, diantaranya : 1.       Prinsip 1 - Respon akan diulang bila akibat yang ditimbulkan menyenangkan. Implikasinya : ·          Pembelajaaran harus menyenangkan Pembelajaran yang membosankan akan membuat peserta didik jenuh dan malas. Hal ini akan membuat tujuan proses pembelajaran tidak tercapai. Sebaliknya, pembelajaran yang menyenangkan akan membuat peserta didik tertarik sehingga terjadilah proses belajar dalam dirinya. Dengan demikian tujuan proses pembelajaran akan tercapai. ·          Pemberian umpan balik harus positif Pemberian umpan balik yang positif akan membu

Domain Pembelajaran : Ranah Kognitif pada Taksonomi Bloom & Kata Kerja

on DECE Dalam merancang suatu sistem pembelajaran, tujuan di dalam sistem tersebut tentu wajib menjadi perhatian. Hal ini dilakukan agar sistem pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien, serta sistematis dalam pergerakannya. Menurut pendapat Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan  pada tahun 1956. Menurut Bloom, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain dan setiap ranah atau domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Tujuan pendidikan dikelompokkan dengan mengacu pada tiga jenis domain (ranah) yang melekat di dalam diri peserta didik, diantaranya yaitu : 1. Domain Kognitif / Proses Berpikir (cognitive domain) Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. 2. Domain Afektif / Sikap/Perasaan (affective domain) Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesu